Ilustrasi |
TATWAM ASI - Sebab aku ini perempuan. Terlahir dengan tubuh perempuan. Bahkan ruh ku juga perempuan. Perempuan-perempuan yang mengikatkan hidup pada janji purba. Akulah itu, perempuan (terjemahan bebas Dirah dalam Babad Mpu Bhardah mwang Rangdeng Dirah).
Seorang kawan lama, pernah menceritakan kekhawatirannya karena tidak memiliki anak laki-laki. Sepuluh tahun pernikahannya, kebahagiaan dirasakan belum lengkap karena dari rahimnnya hanya terlahir bayi -bayi perempuan. Bahkan, kini ada empat anak perempuan di rumahnya, dua diantaranya bayi kembar perempuan yang cantik. Entah, lahir sebagai perempuan seolah sebuah kutukan.
Lahir sebagai perempuan (Bali) bukanlah kutukan, sebab di tahun 2016 ini banyak pendobrakan terhadap tradisi yang mengembaliakan hakikat perempuan. Kekuatan perempuan jauh lebih perkasa menghadapi kesendirian dan kesepian dibanding makhluk lain. Maka, percayalah memiliki anak perempuan bukanlah sebuah aib, apabila merasa tidak berguna. Semakin banyak anak perempuan semakin banyak pula "perawat'' perabadan.
Siapakah perempuan itu? Cerita-cerita kuno di Bali menyebut sederet nama perempuan yang karakternya dibenamkan pun ditinggalkan misalkan Kang Cing Wie, Mahendradata, Dirah, Anak Agung Istri Kania, dan seterusnya. Padahal konsep-konsep kesetaraan dianut oleh Bali, menjelaskan adanya purusha dan pradana, menyatukan yang ngadeg dengan yang nyungsang. begitulah konon kedudukan perempuan dan laki-laki di Bali. Tuliskan ini tidak hendak menyampaikan tentang kesetaraan gender, juga tidak hendak menjelaskan tentang teori-teori feminis, yang hanya ingin menuliskan tentang perempuan -perempuan itu pun kalau berhasil dituliskan dengan baik.
Perempuan tidak hanya dalam wujud fisik semata. Keadaan di sekitar sangat luar biasa, ada perempuan yang berjiwa lelaki, ada lelaki yang berjiwa perempuan. Bukanlah, jiwa tidak mengenal kelamin? Sama seperti kelamin yang tidak mengenal kasta. perempuan ya perempuan, laki ya laki.
Sebelum tulisan ini dibuat, saya pernah mendapatkan ceramah panjang lebar soal perempuan perkasa dan laki-laki cantik dari seorang sahabat. Konon, jika seorang perempuan hanya merasa bertanggung jawab pada keluarga, mencari nafkah, perempuan seperti ini terlihat maskulin, kecantikannya tertelan aura kelelakian sehingga aura kasih sayangnya tidak muncul. Begitu pula sebaliknya, jika seorang lelaki hanya memiliki kasih sayang, lemah lembut, tanpa kemudian gigih bertanggung jawab pada keluarganya, maka lelaki tersebut telihat cantik. Jadi menurutnya, meski merasa bertanggung jawab perempuan harus memiliki energi kasih sayang agar berkarakter namun cantik. Konsep keseimbangan belaku di sini, sebab jiwa yang terjebak dalam tubuh fisik inilah yang terlihat oleh mata.
Siapa perempuan? Siapa laki-laki? Tanyakan dalam diri.
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: Kisah Lahirnya Perempuan Bali Yang Kuat dan Hebat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Kisah Lahirnya Perempuan Bali Yang Kuat dan Hebat bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Judul: Kisah Lahirnya Perempuan Bali Yang Kuat dan Hebat
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Kisah Lahirnya Perempuan Bali Yang Kuat dan Hebat bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.